METODE PERANCANGAN : APARTEMEN UNTUK GOLONGAN ATAS DI JAKARTA PENDAHULUAN Kebutuhan manusia akan perumahan merupakan rangkaian kebutuhan vital, meliputi sandang, pangan dan papan. Tempat tinggal merpakan "home base", pangkalan bagi manusia dimana semua kegiatan dalam kehidupan manusia bermula dan berakhir. Di dalam kota metropolitan seperti Jakarta dimana pertambahan penduduknya meningkat begitu pesat yang mana perlu diusahakan suatu cara penanggulan masalah penyediaan perumahan bagi penduduknya. Dengan mengingat lahan untuk kebutuhan perumahan yang semakin sempit serta nilai tanah yang semakin melambung harganya, maka alternatif pengembangan pemukiman adalah dengan sistem vertikal yaitu menumpuk unit-unit hunian satu diatas yang lain. Pokok pembahasan proyek ini adalah kebutuhan manusia terutama tenaga kerja dari masyarakat internasional dengan tingkat penghasilan yang cukup tinggi terbiasa tinggal di kota besar dengan tema untuk menerapkan konsep-konsep perencanaan dan perancangan ruang apartemen berdasarkan kebutuhan-kebutuhan penghuni dari masyarakat internasional yang dapat diketahui melalui studi mengenai perilaku serta kebiasaan-kebiasaan. URAIAN: METODE DESAIN BROADBENT Problem Statement didasari ke dalam sistem approach yang dikembangkan oleh G. Broadbent dalam "Design In Architecture" yaitu teori pendekatan perancangan arsitektur yang menyatakan bahwa perancangan arsitektur dapat disarikan menjadi suatu proses penggabungan dari 3 sistem yaitu: a. Human System, yang merupakan pertimbangan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas dari manusia sebagai pelaku kegiatan. Pertimbangan segi humansis tersebut meliputi: gaya hidup sosial dan budaya ( pola aktivitas dalam rumah, kebiasaan hobby yang ada, nilai agama yang dianut), standard-standard kenyamanan ( dimensi tempat duduk, dimensi ruang, dimensi furniture). Pada tahap ini, arsitek perlu berkonsultasi dengan ahli sosiologi. Kegunaan bertukar-pikiran dengan sosilogist memudahkan arsitek untuk menentukan rencana-rencana dan desain-desain yang optimal, efektif dan efisien dalam segi humanisme bangunan. b. Environmental System: Pertimbangan terhadap hal-hal yang menyangkut kondisi lingkungan perkotaan sampai pada tapak yang direncanakan. Pertimbangan dalam segi lingkungan meliputi segi utilitas dalam bangunan ( penempatan pipa-pipa air kotor dan limbah yang diperhitungkan tidak mencemari lingkungan fisik sekitar bangunan ), pertimbangan energi ( energi yang diperlukan dalam operasional bangunan diusahakan sehemat mungkin), perimbangan lingkungan sosial budaya ( bangunan diharapkan dapat beradaptasi secara sosial dan budaya pada lingkungan sekitar tapak ). c. Building System : Merupakan pertimbangan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan system bangunan. Pertimbangan segi bangunan meliputi penggunaan material, metode pembangunan struktur dan konstruksi bangunan. Hasil dari sistem approach tersebut digunakan sebagai alat pemandu (guideline) dalam membuat skematik desain, yaiu tahap awal dari fase problem solving. METODE DESAIN HANS GUGELOT: a. Information Stage: Merupakan tahap pengumpulan informasi, berusaha mencari tahu segala hal untuk menemukan jawaban untuk bangunan apartemen ini dibangun. Pada tahap ini juga dilakukan review terhadap contoh bangunan yang sudah ada dan berusaha mencari segi-segi positif dan negatif yang ada dalam contoh bangunan apartemen yang sudah berdiri. b. Riset pasar: Merupakan tahap pengumpulan pendapat dari pengguna bangunan, ahli staitistik kependudukan, peraturan bangunan, peruntukkan tapak. c. Phase Desain: Pada tahap ini, perancang / arsitek dituntut untuk kreatif memecahkan masalah-masalah yang telah terumuskan dengan menawarkan rangkaian alternatif-alternatif solusi dalam bentuk desain. d. Pengambilan keputusan: Merupakan proses yang sulit dan kritis karena banyak permasalah harus benar-benar telah dipahami dan dimengerti oleh arsitek sendiri untuk menghasilkan bangunan yang terancang baik. Pada proses ini tidak hanya arsitek sendiri yang ikut menentukan, akan tetapi ahli ekonomi, owner, dan ahli sosial juga berhak menentukan keputusan. e. Kalkulasi: Merupakan proses perhitungan hal-hal ekonomis meliputi perhitungan biaya pembangunan, biaya operasional, biaya pembayaran bunga, jumlah pinjaman, keuntungan yang mungkin dapat diraih. f. Pembuatan Model: Tahap mempresentasikan bangunan dalam bentuk 2 dimensi (gambar perspektif, gambar skematis) dan 3Dimensi (model maket) untuk menjelaskan mdlel bangunan yang akan dibangun. KESIMPULAN - Kebutuhan akan perumahan merupakan salah satu kebutuhan primer. - Lahan di perkotaan semakin hari semakin sempit sebagai tuntutan akan hunian di tengah kota. - Alternatif pengembangan pemukiman adalah dengan sistem vertikal yaitu menumpuk unit-unit hunin satu diatas yang lain. - Mencoba menerapkan konsep-konsep perencanaan & perancangan ruang apartemen berdasarkan kebutuhan penghuni dari masyarakat internasional dengan menggunakan metode Broadbent dan Gugellot. - Pada Metode Broadbent, membantu arsitek untuk memperhitungkan aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam hal manusia, lingkungan dan bangunan. Sedangkan pada metode Gugellot, membantu arsitek dalam menentukan urutan-urutan proses kerja.