Kebakaran Menara BI: Tragis, Memalukan Redaksi Yth., Peristiwa tragis mengenaskan karena memakan korban 15 jiwa, yang hangus dan mati lemas karena asap beracun, atau terjebak dalam "lift" yang macet. Memalukan karena gedung dirancang para ahli berpendidikan teknik tinggi, tetapi masih ada kekurangan yang harus dikoreksi dengan pelajaran yang mahal. Menyelamatkan diri dari bangunan tinggi yang terbakar, yang terbaik adalah lewat tangga darurat dalam gedung itu sendiri. Tetapi tangganya harus aman dalam arti tidak dimasuki asap kebakaran yang mencekik. Cara sederhana mengatasi hal tersebut adalah dengan memberi tekanan udara yang lebih besar dalam rongga tangga dari pada ruang sekelilingnya ("Pressurized stairwell"). Jadi pada waktu ada kebakaran, motor penggerak "blower" otomatis bekerja dengan tenaga UPS ("Uninterrupted Power System"), baterei kering yang disimpan dalam kamar beton tulang tahan api. Blower akan menyemburkan udara ke dalam tabung udara ("airshaft") yang memberi tekanan udara dalam rongga tangga yang lebih besar dari pada ruang sekelilingnya. Meskipun pintu rongga tangga terbuka, asap kebakaran tidak akan masuk, sebab terdesak tekanan udara dari "blower". Dengan demikian penghuni gedung dapat menyelamatkan diri lewat tangga. Menyelamatkan diri dalam gedung tinggi tidak boleh lewat "lift". "Lift" harus diatur bila terjadi kebakaran otomatis turun ke bawah dan tidak naik "lift" lagi. Yang harus lebih hati-hati ialah pada pembangunan perumahan bertingkat tinggi, sebab perumahan bertingkat yang pasti mengandung dapur yang merupakan sumber kebakaran. Daerah dapur dan kamar pelayan tidak boleh merupakan jebakan yang tidak memberi kesempatan pelayan atau nyonya rumah terjebak di daerah dapur yang tidak memberi kesempatan langsung keluar menuju tangga darurat. Mengenai instalasi detektor panas, asap, lebih mudah diandalkan dari pada instalasi penyembur air otomatis ("sprinkler") yang bila dipakai sistem basah (pipa berisi air) sedangkan air dalam pipa yang diam akan berlumut yang akan menyumbat ujung "sprinkler". Jaringan pipa "sprinkler" juga lebih baik sistem "loupe" bukan pipa berujung mati ("dead end"). Pada setiap kebakaran jika asap hitam pekat, pertanda digunakan karpet nylon yang bila terbakar berasap hitam pekat dan sangat beracun. Penggunaan karpet setempat lebih memperkecil keracunan asap. Pendek kata, para ahli harus menjaga agar hal-hal yang memalukan dihilangkan, sebab ratusan bahkan ribuan gedung tinggi sedang terus dibangun, tetapi kalau kebakaran gedung hanya 25 lantai saja masih terjadi dan memakan belasan korban jiwa, sungguh menyedihkan dan memalukan. Sebagai tenaga pengajar yang turut memproduksi tenaga ahli saya terpanggil untuk menulis suara pembaca ini. Kepada harian "Suara Pembaruan" yang bersedia memuat tulisan ini, kami haturkan banyak terima kasih. Ir Hartono Poerbo M. Arch Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti dan ISTN Ikatan Arsitek Indonesia