|
Sumber
:
Ferona
|
|
12 Mei 1998,...
Jam 10 pagi digelar mimbar bebas yang merupakan aksi damai Mahasiswa Trisakti.
Dihadiri oleh ribuan mahasiswa Trisakti juga para pejabat kampus dan dosen. Hari
ini kuliah diliburkan. Dan seperti aksi demonstrasi mahasiswa lainnya, massa
menuntut untuk turun ke jalan.Senat Mahasiswa Universitas Trisakti yang
merupakan penanggung jawab kegiatan tidak mengizinkan, bahkan cenderung
bermaksud membubarkan massa yang sudah tumpah ke jalan S.Parman.
|
Gbr
1. Demo di dalam kampus
trisakti |
|
Sampai
sekitar jam 16.00, sebagian besar mahasiswa sudah membubarkan diri dan
meninggalkan kampus, sehingga tinggal sekitar 500-an mahasiswa yang
enggan meninggalkan tempat.
Pukul 17.15, mahasiswa yang duduk-duduk di jalan S.Parman disuruh masuk
oleh aparat keamanan. |
Dan
mahasiswa membandel. Yang terdengar kemudian adalah suara tembakan
peringatan dan beberapa detik kemudian tembakan tersebut diarahkan
kepada kerumunan mahasiswa yang berada di jalan.
Aparat bersenjata api dengan peluru sungguhan (bukan peluru karet)
mengambil tempat di atas jembatan layang dan menembakkan senjata mereka
kepada mahasiswa. Mahasiswa sontak berhamburan. Gas airmata diarahkan
kedalam kampus. Kampus diliputi kabut gas airmata.
Mahasiswa lari ke dalam kampus menyelamatkan diri dari tembakan
aparat.Ketua Senat Mahasiswa Universitas Trisakti yang berada di depan
terkena tembakan peluru di perutnya. Seorang Satgas dari Senat berhasil
menariknya ke dalam kampus sebelum sempat dipukuli oleh aparat.
Dan yang terjadi selanjutnya mirip dengan perjuangan intifadah rakyat
Palestina. Dimana mahasiswa berusaha mempertahankan diri dengan
melemparkan batu, botol aqua dan apa saja yang bisa dipungut di jalan
kepada aparat yang bersenjata api.
Yang lebih mengerikan, di atas gedung yang sedang dibangun terdapat
aparat bersenjata yang menembaki mahasiswa yang berlarian di bawah.Kalau
ada yang pernah nonton Schlinder's List mungkin bisa membayangkan
bagaimana kejadiannya.
Aparat memburu mahasiswa sampai ke dalam kampus. Korban berjatuhan. Yang
diketahui meninggal sampai jam 11 malam ini tercatat berjumlah 6 orang.
Identitas yang sudah diketahui, dua orang mahasiswa Ekonomi, satu org
mhs jurusan Mesin dan satu org mhs jurusan Teknik Sipil. Belum lagi
korban luka2 terkena peluru yang masih dirawat di RS.Sumber Waras.
Mahasiswa yang berada didalam kampus tidak diizinkan pulang oleh aparat.
Sampai akhirnya para pejabat kampus, dan komnas HAM datang, barulah
mereka diizinkan pulang.
Saya tidak bisa mengerti mengapa para mahasiswa harus ditembaki?! Apakah
karena mereka membandel tidak mau masuk ke kampus? Kalau hanya untuk
membubarkan sekitar 500-an mahasiswa, kenapa harus menembak dengan
peluru ? Bukankah pasukan yang didatangkan dengan sekitar 15 truk itu
bisa mendesak mahasiswa dengan cara digebuki atau dilempar dengan gas
airmata (Seperti yang biasa mereka lakukan untuk membubarkan aksi
demonstrasi) ?!!
Mengapa mereka ditembaki seakan-akan mereka adalah penjahat yang
berbahaya ? Mereka hanya mahasiswa yang sedang berjuang menuntut
diperbaikinya kehidupan rakyat di Indonesia ! Mereka berjuang bahkan
untuk kehidupan APARAT yang menembaki mereka !!
Mereka tidak melakukan kerusuhan, mereka tidak merampok harta benda
orang lain, mereka tidak membakar rumah ibadah, mereka tidak membunuh
satu pun APARAT KEAMANAN!!!
Saya kira semua orang harus mengetahui kejadian yang sebenarnya. Berita
yang dikeluarkan oleh pihak keamanan belum tentu sama dengan kejadian
sebenarnya. Banyak yang menjadi saksi mata, bahkan menjadi
korban.Hari ini merupakan aksi paling berdarah sepanjang sejarah
Indonesia Merdeka. ABRI yang seharusnya membela rakyat, hari ini
ternyata MEMBANTAI rakyat.
Saya menundukkan kepala, berdukacita yang sedalam-dalamnya atas
kematian rekan-rekan yang telah menjadi korban kebuasan Aparat Keamanan
yang seharusnya melindungi kita semua. Semoga kematian rekan-rekan
membuka mata hati mereka yang tertutup rapat atas penderitaan yang
dialami oleh bangsa Indonesia.
Amin.
|
|
Sumber
:
Kukuh
Tw
Alumni
Arsitektur Trisakti Angkatan 1991 |
|
Seperti telah kita ketahui bersama atas insiden hari Selasa
Sore 12 May 1998, saya pribadi selaku alumnus mahasiswa arsitektur trisakti angk.
1991 mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya 6 mahasiswa trisakti. Saya
sendiri kebetulan berada di tengah-tengah peristiwa selasa sore kemarin tepatnya
dari jam 14:00. Sekitar jam 17.30
|
Gbr
2. Demonstran berada didepan
gedung walikota |
|
Pada
saat rombongan demonstran sedang membubarkan diri satu persatu
tiba-tiba terdengar tembakan keras disertai bau mesiu di mana-mana.
Hal ini mengakibatkan kepanikan sejumlah besar mahasiswa dan warga yang
berada di sekitar kejadian.
Serentak
terjadi arus massa yang datang dari arah depan Gd. Wali Kota dan berlari
ke arah kampus
|
trisakti
di jalan S.Parman. Pada saat itu saya berada di bawah jembatan
penyeberangan jalan S.Parman.
Dalam keadaan menegangkan itu massa mahasiswa membantu rekan-rekannya yang
terjatuh dalam kepanikan. Letusan tembakan terus saja terdengar.
Benar-benar sadis !!!! ternyata benar sekali berita-berita yang sering
saya dengar dari media massa asing dan lokal tentang perlakuan aparat
keamanan ini terhadap mahasiswa dan masyarakat.
Massa berlari dan berteriak-teriak histeris, sejumlah pedagang
yang biasa berkumpul di depan pintu masuk lari menyelamatkan diri
ke dalam. Barisan polisi terus mengejar mahasiswa dan menyusun barikade di
fly over dan mengarahkan tembakan ke dalam kampus trisakti. Mahasiswa
berusaha menutup pintu depan masuk universitas trisakti, karena ngeri
melihat sejumlah polisi sudah siap di fly over maka saya terus berlari
masuk ke dalam lingkungan kampus.
Kejadian penembakan dan perlawanan mahasiswa ini berlangsung cukup
lama (kira-kira dari jam 17:30 sampai dengan 19:00),dan pelurunya sampai
menembus ke kaca jendela Gd. M (Syarif Thayib). Beberapa mahasiswa
tiba-tiba terjatuh berbarengan dengan letusan peluru yang terdengar keras.
Masya Allah, setelah mahasiswa ada di dalam kampus, polisi-polisi justru
semakin bersemangat menembaki mereka yang sudah ada di dalam. Bagaimana
mungkin??? kita sudah ada di dalam tapi masih aja terus ditembaki. Apakah
tentara itu merasa terancam jiwanya oleh mahasiswa yang sudah ada di dalam
kampus ???????. Kita bukan anjing, bukan kriminal berbahaya, bukan sangsak,
kita bayar pajak untuk pembangunan. mahasiswa sedang perjuangkan nasib
rakyat dan aparat itu sendiri sebagai rakyat biasa juga sedang
diperjuangkan nasib dan kesejahteraannya. Balasan yang 'sangat amat baik
sekali' dari aparat keamanan. Tiap kali terdengar letusan senapan
yang keras dan menggetarkan kaca-kaca di Gedung M, Massa mahasiswa spontan
berteriak 'Allahu Akbar'.
Kejadian ini memancing emosi sejumlah mahasiswa, perlawanan dilakukan
dengan melempar batu dan botol. sejumlah mahasiswa yang terluka sempat
dibawa ke koridor di Gd. P dan ruang himpunan mahasiswa arsitektur.
Darah berceceran di lantai Gd. P (Gd.Arsitek). Korban yang tertembak di
bagian pinggang tampkanya tidak kuat menahan sakit dan berteriak-teriak.
Mahasiswa yang tidak kuat menahan emosi berteriak-teriak istiqfar
dan mengutuk perbuatan aparat bermoral binatang. Karena
bantuan alat-alat medis yang kurang, korban dibawa ke MS-Tri FM gedung I
lt.1
Di tengah kepanikan dan kekalutan massa sebagian mahasiswa memberikan
informasi ada mahasiwa yang meninggal di Gd. Syarif Thayib, Untuk
membuktikan informasi tersebut beberapa berlarian ke gedung M. Tampak
seorang mahasiswa yang dibaringkan di lantai dan beberapa rekannya mencoba
menggerakkan tubuh mahasiswa tersebut untuk mengetahui reaksinya.
Tidak ada reaksi sama sekali. Sebagian mahasiswa belum yakin kalau
mahasiswa ini sudah meninggal Seorang rekan menempelkan telunjuknya ke
hidung mahasiswayang luka-luka tersebut.
Inna Lillahi Wa Ina Lillahi Roji'un, mahasiwa yang sedang berbaring ini
sudah tidak bernyawa. tidak ada nafasnya seru seorang rekan ketika tidak
merasakan aliran nafas dari hidungnya. Tidak kuat menahan emosi yang
sedang terjadi, beberapa mahasiswa beristiqfar menyebut nama Allah Swt,
dan lainnya menyerukan untuk mengadakan pembalasan sebagian lagi
berusaha menahan emosi rekannya. "Tidak ada gunanya dilawan",
" jangan ada korban lagi", semuanya mundur, rekan kita sudah ada
yang meninggal, Mundur semua !!!! jerit beberapa rekan mahasiwa.
Mahasiswa-mahasiwa yang berada di barisan depan terus melempari petugas
dan berteriak-teriak histeris. Kabar kematian rekan mahasiswa tampaknya
malah membakar emosi mahasiswa barisan depan ini.
Seorang rekan mahasiswa di tengah-tengah kekacauan sempat membakar foto
tokoh nasional yang sangat tidak dihormati oleh sebagian besar mahasiswa.
Setelah jam 19:00 lewat tampaknya aksi perlawanan dari mahasiswa berhenti
dan sebagian besar mahasiswa berkumpul di depan Gd. I di depan Ruangan
Radio MS-Tri FM. Mahasiwa yang luka-luka dirawat di MS-Tri FM.
Ada yang mengalami luka di jari-jari tangan, kaki dan pinggang.
Pada saat itu terdengar kabar 2 mahasiswa meninggal dunia.
Barang bukti berupa sejumlah selongsong peluru dikumpulkan oleh mahasiswa.
Sekitar jam 19:15 saya pulang melalui jalan Kyai Tapa.
Di depan pintu masuk jl. kyai tapa beberapa mahasiswa sedang berbicara
dengan 2 orang wartawan. Sejumlah polisi masih berkumpul mengepung kampus
universitas trisakti dari jalan s.parman dan jalan. kyai tapa.
ketika sampai di rumah terdengar khabar bertambah korban jiwa
menjadi 6 orang. Inna Lillahi wa Inna Lillahi Roji'un. Perjuangan 6 rekan
kita tidak akan pernah sia-sia. Reformasi yang datang dari arus bawah
tidak akan pernah bisa dihentikan. Demikianlah peristiwa yang tidak
akan pernah terlupakan sepanjang hidup saya. Disusun berdasarkan kebenaran
dan kenyataan yang saya alami.
|
|
Sumber
:
Afrizal
Malna
Date: Tue, 12 May 1998 23:27:44 +0700
Subject: [Fwd: requiem untuk mahasiswa korban] |
|
Gbr
3. Suasana pada jam 17.15, disinilah
awal reformasi bangsa Indonesia
tampak aparat membabi buta
dengan cara yang tidak
manusiawi. |
|
Teman-teman,
siapapun anda yang masih sudi memelihara nurani, detik ini (ketika anda
membaca mail ini) marilah kita bersama mendoakan arwah para 'mahasiswa'
korban keberingasan gerombolan tentara pengawal kekuasaan rejim psikopat.
Dari sejak maghrib sampai detik ini Tim Relawan untuk Kemanusiaan terus
menerus mendapat laporan keadaan di Kampus Trisakti, Jakarta. Mahasiswa,
Sumber kontak Relawan terakhir (20.30 wib) menjelaskan ada 11 mahasiswa
yang meninggal, diinjak-injak sepatu lars dan terkena peluru timah panas. |
Sekitar 500 mahasiswa, termasuk yang meninggal dan luka, sampai detik
tulisan ini dibuat tidak bisa keluar. Sementara teman-teman mereka yang
diluar, berupaya masuk untuk memberikan bantuan, kesulitan menembus
blokade. Tim Relawan sangat mengharapkan kepedulian anda untuk membantu
para korban, entah dalam bentuk apapun.
salam
relawan |
Sumber
:
"Nova
Dharma Putra" <1874@mailexcite.com>
To:
apakabar@clark.net
Date: Tue, 12 May 1998 09:44:04 -0700
Subject: Kejadian Trisakti berdarah |
|
Pada
hari ini Selasa (12 Mei 1998) telah terjadi peristiwa berdarah di
Universitas Trisakti. Kejadian ini melibatkan aparat yang telah
menggunakan arogansinya untuk membabat mahasiswa di Universitas tersebut
dengan granat & peluru. Dalam kejadian ini di kabarkan 6 orang
meninggal dunia karena ledakan tersebut dan 7 orang dalam kondisi
koma,salah satunya ketua senat mahasiswa telah meninggal dunia dan saya
memohon dan berharap kepada rekan - rekan yang menerima mail dari saya
untuk mengheningkan diri
sejen ak u/ mendoakan mereka agar dapat diterima disisi-Nya.
Gbr
4. Mahasiswi Trisakti
dikelilingi
aparat |
|
|
Sumber
:
"ros
ros"
Cc: apakabar@clark.net
Subject: TEWAS DITERJANG PELURU
Date: Tue, 12 May 1998 15:35:14 PDT |
|
EMPAT MAHASISWA USAKTI TEWAS DITERJANG PELURU TAJAM
Empat mahasiswa Universitas Trisakti (Usakti) tewas diterjang peluru tajam yang
ditembakkan aparat keamanan di Kampus Usakti Jakarta Barat,Selasa sore (12/5).
Menurut Adi Andojo selaku Ketua Crisis Center Usakti yang ditemui diKamar Mayat
Rumah Sakit Sumber Waras, keempat mahasiswa Usakti itu adalah:
1. Elang Mulia Lesmana (Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil &
Perencanaan/FTSP Jurusan Arsitektur Angkatan '96) tewas tertembak di
punggung
2. Heri Hertanto (Mahasiswa Fakultas Teknik Industri/FTI Jurusan TEknik
Mesin Angkatan '95) tewas tertembak
3. Hafidhin Royan (Mahasiswa Fakultas Ekonomi/FE Angkatan '94) tewas
tertembak peluru menembus batok kepalanya
4. Hendriawan (Mahasiswa FE Angkatan '96) tewas tertembak di pinggang.
Menurut Adi Andojo, satu lagi mahasiswa yang dikabarkan tewas masih sedang
dikonfirmasi. Kemungkinan mahasiswa tersebut adalah Vero Prasetyo yang tertembak
bagian kepalanya dan malam itu masih koma.
Selain itu, belasan mahasiswa menderita luka tembak, terkena pukulan serta gas
air mata. Dalam konferensi pers Selasa malam Adi menjelaskan, penembakan terjadi
ketika mahasiswa sudah kembali ke kampus. Dia mengaku melihat sendiri darah di
depan Gedung M (Gedung Syarif Tajeb yang menghadap Jl. S.Parman, yang berarti
penembakan terjadi sewaktu mahasiswa sudah berada di dalam kampus.
"Lha kok sudah di kampus ditembak dengan peluru tajam. Itu kan ada
prosedurnya. Ini kok 'ujuk-ujuk' (tiba-tiba) pakai peluru tajam dan itu sudah
ada di dalam kampus," tutur mantan Jaksa Agung Muda itu.
Menurut saksi mata, tambah Adi, penembakan dilakukan aparat keamanan dari jalan
layang (fly over) yang membentang di depan Jl. S. Parman depan kampus Usakti. |
Gbr
5. Aparat terkena "batu" nya. |
|
Hal itu dibuktikan dengan adanya sejumlah kaca Gedung M yang pecah terkena
peluru.
Adi menegaskan, "Kami akan mengakukan protes keras kepada yang berwajib
khususnya Kapolri dan Menhankam. Kami juga akan berkonsultasi dengan Komnas
HAM."
Malam itu juga dua anggota Komnas HAM, Marzuki Darusman dan Clementino dos Reis
Amaral turun ke Kampus Usakti. Marzuki menyesalkan saat ini tengah terjadinya
eskalasi kekerasasan. |
Sumber
:
"andy
janarko"
To: apakabar@clark.net
Subject: Trisakti
Date: Tue, 12 May 1998 17:11:14 PDT |
|
saya
kuliah di Untar (Universitas Tarumanegara-red), sekitar pukul 10.00
WIB saya melihat banyak anak Trisakti berdemonstrasi didalam kampus mereka,
tetapi setelah beberapa jam mereka langsung menuju ke Walikota yang
katanya mau jalan ke gedung MPR tetapi mereka di pagar betis oleh 8-10
lapisan anti huru-hara. Saya melihat semua dari kampus A Untar (sebelah
CL) (CL Citra Land-red). sekitar pukul 17.00 WIB keadaan memanas
dan terdengar suara tambakan dan asap gas air mata dimana-mana, kami semua
berhamburan untuk menyelamatkan diri sampai ada teman saya yang terjatuh
dan luka. para demonstrans masuk ke Untar II. |
|
Mata sampai pedih semua .
Mereka malarikan diri lawat kampus B dan keluar ke tanjung duren. Ternyata
tembakan tersebut mengenai beberapa anak Trisakti (6 orang ). Mereka
menembak dari atas jembatan. Anti huru-hara ini kesal karena mobil dan
motor merek dibakar. Tetapi apa ini yang dinamakan Kemanusiaan?????? Tidak
ada lagi penegakan hukum...
ada seorang anak Trisakti yang masuk Got, seseorang ingin menolong
perempuan ini akhirnya malah ditembak, Ada juga yang dikejar sampai ke
gang-gang di tawakal...
6 orang tewas dan 41 orang hilang entah kemana... |
Gbr
6. Atas : Suasana di Unit Gawat
Darurat RS Sumber Waras
Bawah: Mahasiswa yang berusaha
menyelamatkan diri ! |
Sumber
:
Heri
purnomo
Date:
Wed, 13 May 1998 17:03:01 +0000
To: apakabar@clark.net
Subject: Trisakti Berdarah
|
|
Saya,
mahasiswa universitas Trisakti, ingin meluruskan pemberitaan di media
massa bahwa seakan-akan mahasiswa memaksa untuk keluar kampus, yang
sebenarnya ialah pada waktu itu, sekitar pukul 17.15, semua aksi sudah
dihentikan, dan mahasiswa sudah bersiap- siap akan pulang,
rencananya,mahasiswa akan memberi bunga kepada para petugas, tapi ternyata
petugas berprasangka lain dan langsung memberondongkan tembakan, saya yang
waktu itu, baru melangkahkan kaki ke gerbang kampus lari, begitu juga
teman-teman saya, terdengar suara tembakan-tembakan, dan di kiri kanan
saya lihat teman-teman saya sudah bergelimpangan berlumuran darah,
suasana sangat kacau, dan saya melihat dengan mata kepala sendiri, |
Gbr
7. Heri Hartanto (Teknik Mesin
Angkatan 1995). |
|
para
petugas tersebut, dengan tanpa ampun, seperti gaya Rambo memberondong ke
arah mahasiswa, wajah mereka seperti benci dan dendam sekali pada para
mahasiswa, saya tidak sanggup meneruskan....kabar terakhir yang saya
dengar 6 mahasiswa tewas di tempat, 8 mahasiswa tewas di rumah sakit dan
ratusan lainnya luka luka, saya sendiri untung hanya memar di punggung
karena terjengkang di selokan.jauh hari sebelumnya ketika melewati dekat
para petugas tersebut, saya memang sudah mendengar pembicaraan-pembicaraan
penuh kebencian kepada mahasiswa, seperti "tak pateni
mahasiswa-mahasiswa kuwi" dan lain sebagainya tapi saya hanya
menganggapnya angin lalu saja, sekarang.... |
Sumber
:
Heri
purnomo
Date:
Wed, 13 May 1998 17:03:01 +0000
To: apakabar@clark.net
Subject: Trisakti Berdarah |
|
Saya,
mahasiswa universitas Trisakti, ingin meluruskan pemberitaan di media
massa bahwa seakan-akan mahasiswa memaksa untuk keluar kampus, yang
sebenarnya ialah pada waktu itu, sekitar pukul 17.15, semua aksi sudah
dihentikan, dan mahasiswa sudah bersiap- siap akan pulang, rencananya,
mahasiswa akan memberi bunga kepada para petugas, tapi ternyata petugas
berprasangka lain dan langsung memberondongkan tembakan, |
Gbr
8. 4 jenazah di kamar mayat RS.
Sumber Waras, tampak
jenazah Elang Mulya Lesmana
sedang dilayat teman-teman
alm. |
|
saya
yang waktu itu, baru melangkahkan kaki ke gerbang kampus lari, begitu juga
teman-teman saya, terdengar suara tembakan-tembakan, dan di kiri kanan
saya lihat teman-teman saya sudah bergelimpangan berlumuran darah, suasana
sangat kacau, dan saya melihat dengan mata kepala sendiri, para petugas
tersebut, dengan tanpa ampun, seperti gaya Rambo memberondong ke arah
mahasiswa, wajah mereka seperti benci dan dendam sekali pada para
mahasiswa, |
saya
tidak sanggup meneruskan....kabar terakhir yang saya dengar 6 mahasiswa
tewas di tempat, 8 mahasiswa tewas di rumah sakit dan
ratusan lainnya luka luka, saya sendiri untung hanya memar di punggung
karena terjengkang di selokan.jauh hari sebelumnya ketika melewati dekat
para petugas tersebut, saya memang sudah mendengar pembicaraan-pembicaraan
penuh kebencian kepada mahasiswa, seperti "tak pateni
mahasiswa-mahasiswa kuwi" dan lain sebagainya tapi saya hanya
menganggapnya angin lalu saja, sekarang... |
|
|