Acara 12Mei
2 tahun mengenang Tragedi 12 Mei 1998  
 

 entrance  

 

 lobby 

   12 mei     Acara 12 mei
    
         

        

Dialog Mengenai Tragedi 12Mei Trisakti 

Moderator : Gunawan

Pembicara : Kolonel CPM Hendraji

Akbar Lubis ( Ketua advokasi )

Hendro ( Mantan ketua senat Usakti 1997)

Ringkasan Dialog:

Hendro : Mengatakan bahwa sudah 2 kali persidangan mengenai kasus 12 Mei 1998 namun menurutnya belum ada tanda-tanda siapa pelaku penembakan kasus 12 Mei 1998 di Trisakti. Ia juga mengatakan bahwa reformasi kedepan akan banyak mengalami hambatan apabila hukum yang berlaku tidak dijalankan dengan benar.

Akbar Lubis : Jelas-jelas penembakan yang dilakukan oleh aparat dilakukan di dalam kampus adalah suatu pelanggaran hukum. Ia mengkaji kembali dari segi hukum mengenai peristiwa 12 Mei bahwa mahasiswa telah melihat ketidak adilan hukum. Lubis Menceritakan mengenai tes peluru yang telah mengoyak salah satu bagian tubuh dari korban, dimana timah panas tersebut telah dites didalam dan diluar negeri. Menurut hasil tes, peluru yang digunakan oleh aparat adalah peluru tajam.

Kol Hendraji : Suatu hal yang bisa diajukan harus bisa membuktikan 2 kebenaran

Kebenaran materiil.

Kebenaran formil.

Gunawan : ( Memberikan pertanyaan pada 3 pembicara ) Optimiskah bahwa kasus 12 Mei akan terungkap?

Kol Hendraji : Saya tidak akan mendahului keputusan pengadilan.

Kesimpulan : Dalam hal ini pihak militer belum bisa mengungkapkan kebenaran yang terjadi dibalik penembakan kasus 12 Mei terutama dalangnya. Kasus 12 Mei bukan hanya sebagai bahan pembicaraan maupun sekedar bahan perayaan saja. Rakyat terutama orang tua korban dan para mahasiswa Trsakti mengharapkan penyelesaian kasus 12 Mei 1998 cepat diselesaikan dengan tuntas.

Peletakan Tiang Pancaang Pembangunan Masjid di Universitas Trisakti

12 Mei 2000

 

Sambutan dari GUNAWAN selaku ketua panitia pembangunan mesjid AS SHUHADA

Beliau mengatakan, pemberian nama As Shuhada ini dapat dikaitkan dengan empat pahlawan Reformasi yang telah gugur pada peristiwa 12 Mei 1998. Dengan konsep kebenaran dan keterbuakaan pada waktu itu kepada pemerintah yang berkuasa. Bila dikaitkan dengan Peristiwa 12 Mei 1998, pembangunan mesjid ini mengikuti konsep keterbukaan sesuai dengan misi yang dibawa oleh para pahlawan reformasi. Besar harapan sdr. Gunawan apabila pembangunan mesjid ini telah selesai maka diharapkan akan timbul suatu suasana yang baru di kampus kita tanpa adanya permasalahan.

 

Sambutan dari RAJA selaku Presiden Trisakti

Raja mengatakan bahwa pembangunan msejid ini dapat dijadikan sebagai tempat berdiskusi/berdialog antar warga masyarakat mahasiswa TRISAKTI untuk mendiskusikan masalah-masalah yang ada di kampus ini. Raja juga mengingatkan bahwa perjuangan reformasi masih harus terus diperjuangakan dan didalam perjuagnan itu kita harus selalu mengingat Allah SWT, Tuhan YME. Tanpa seijin-Nya perjuangan tidak akan berjalan.

 

Sambutan dari Prof. Dr. Thoby Mutis (Rektor Universitas Trisakti)

Beliau berbicara mengenai nama dari "Masjid TRISAKTI AS SUHADA" yang diambil dari sebuah tanggal di Timur Tengah di sebut hari "Shuhada" di mana hari itu sebagai tanggal kramat bagi orang-orang di Timur Tengah. Prof. Dr. Thoby Mutis juga berharap dibangunnya rumah Tuhan di dalam kampus ini maka akan timbul suasana damai. Pembangunan mesjid ini juga menurut beliau sesuai dengan trikarma perguruan tinggi Trisakti yang di dalamnya terdapat kata-kata taqwa.

 

Sambutan dari Ketua Yayasan TRISAKTI Karim Gunarsa SH

Menurut beliau, gerakan reformasi adalah suatu gerakan moral dari mahasiswa sebagai wujud kepedulian terhadap bangsa dan begara Indonesia tercinta. Beliau mengharapkan dengan berdirinya mesjid Trisakti ini membawa perkembangan baru bagi para mahasiswa dan mahasiswi dalam hal ini pembentukan karakteristik dan perkembangan intelektualiatas

 

Sambutan Ortu alm. Hafidhin Royan (salah satu ortu dari pahlawan reformasi)

Beliau mengatakan bahwa suatu mesjid / tempat ibadah megah harus memiliki sifat yang sesuai dengan fungsinya yaitu salah satunya adalah mempersatukan masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya. Sebab fungsi mesjid dapat juga sekaligus dijadikan tempat berinteraksi antara mahasiswa. Beliau mengharapkan agar masjid yang sekarang idi dibangun dapat menciptakan manusia-manusia intelektual yang tangguh.

Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh orang tua dari Pahlawan Reformasi dan pihak dari TRISAKTI antara lain Prof. Dr. Thoby Mutis, dan dari pihak pengurus Yayasan USAKTI.

 

 

adhisthananetŠ2000