Teori, Kritik dan Sejarah Arsitektur Teori dan sejarah merupakan hal yang esensial untuk mempelajari dan menngerti arsitketur. Teori dalam arsitektur membicarakan apakah arsitektur itu, apa yang harus dilakukannya, dan bagaimana merancangnya. Sejarah sangat berhubungan erat mengenai teori-teori, kejadian-kejadian, metoda-metoda perancangan dan bangunan-bangunan. Pengaruh keduanya terhadap masa depan sangat perlu. Kritik sebagai proses dan catatan dari tanggapan terhadap lingkungan binaan, kritikan juga berhubungan langsung dengan teori dan sejarah. Bab ini mengenai teori, kritik dan sejarah dan dalam pelaksanaannya merupakan salah satu basis esensial untuk mempelajari dan mempraktekan arsitektur. I. TEORI Teori adalah ungkapan umum apakah arsitektur itu, tujuan yang dicapai, dan bagaimana cara terbaik untuk merancang. Sebagian besar perancangan arsitektural merupakan kegiatan merumuskan daripada kegiatan menganalisis, dengan memadukan bermacam ragam unsur dalam cara-cara dan keadaan-keadaan baru, sehingga hasilnya tidak semuanya dapat diramalkan. Teori dalam arsitektur mengemukakan arah, tapi tidak dapat menjamin hasilnya. Dalam menganjurkan cara-cara khusus untuk memandang arsitektur, para ahli teori seringkali mendasarkan diri pada analogi. Analogi Matematika Beberapa ahli teori berpendapat bahwa angka-angka dan geometri merupakan dasar yang penting untuk mengambil keputusan dalam arsitektur. Perancangan ruang sesuai dengan bentuk-bentuk murni dan angka-angka primer/simbolik akan sesuai dengan tatanan alam semesta. Bangunan yang berproporsi akan mempengaruhi kepekaan estetika kita. Analogi Biologis "Bangunan adalah suatu proses biologis, .... bangunan bukan suatu proses estetika". Teori Arsitektur yang berdasarkan analogi biologis ada 2 bentuk : a. Bersifat umum. Terpusat pada hubungan antara bagian-bagian bangunan atau antara bangunan dengan penempatannya/penataannya. F.L. Wright ---> Arsitektur Organis. b. Lebih bersifat khusus. Terpusat pada pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme. Disebut arsitektur biomorfik. Arsitektur organik FL Wright mempunyai 4 karakter sifat a. Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap sekitarnya dan tidak dapat dipakai begitu saja. b, Pembangunan konstruksinya timbul sesuai dengan bahan-bahan alami, apa adanya (kayu sebagai kayu, batu sebagai batu, dll). c. Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat (integral). d. Mencerminkan waktu, massa, tempat dan tujuan. Secara asli dalam arsitektur istilah organik berarti sebagian untuk keseluruhan - keseluruhan untuk sebagian. Arsitektur Biomorfik kurang terfokus terhadap hubungan antara bangunan dan lingkungan dari pada terhadap proses-proses dinamik yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perubahan organisme. Biomorfik arsitektur berkemampuan untuk berkembang dan tumbuh melalui : perluasan, penggandaan, pemisahan, regenerasi dan perbanyakan. Contoh : kota yang dapat dimakan (Rudolf Doernach), struktur pnemuatik yang bersel banyak (Fisher, Conolly, Neumark, dll). 3. Analogi Romantis Kunci Analogi romantis adalah evokatif, yaitu mebawa/mengemban, menghasilkan reaksi emosional terhadap pengamat. Ada 2 cara: a. Menyatakan asosiasi. Perancangan romantis mengacu pada alam, masa lalu, tempat-tempat eksotis, benda primitif dan lain-lain. Contoh hotel di California. b. Pernyataan yang dilebih-lebihkan Mempengaruhi perasaan dengan adanya sarana-sarana yang formal. Dipakai oleh gerakan ekspresionis di Eropa pada awal abad 20. 4. Analogi Bahasa/Linguistik. Dimaksudkan untuk menyampaikan kepada pengamat dengan menggunakan 3 cara : a. Model Tatabahasa. Arsitektur seringkali terdiri dari unsur-unsur yang ditata menurut aturan sehinggan memudahkan dalam pemahaman dan penafsiran yang disampaikan oleh bangunan tersebut. Imaginasi dan rasa arsitekturnya diungkapkan dalam batas-batas yang ditentukan oleh oleh bahasa arsitektur universal. Contoh yaitu rumah yang layak harus dipertimbangkan dan mempunyai tata bahasanya sendiri. Tata bahasa disini dianalogikan dengan konstruksi dimana hubungan bentuk antara berbagai unsur yang masuk ke dalam konstitusi benda tersebut. b. Model Ekspresionis. Bangunan dianggap sebagai tempat/wadah yang digunakan arsitek untuk mengungkapkan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. c. Model Semiotik. Suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi tentang apakah itu sebenarnya dan apa yang dilakukannya diterapkan oleh Robert Venturi, Denise Scott Brown dan Steven Izenour ---> tanda-tanda cukup untuk menyampaikan makna. 5. Analogi Mekanik Le Corbusier menegaskan bahwa rumah adalah contoh dari penggunaan analogi mekanik dalam arsitektur. eharusnya mereka tidak menyembunyikan fakta-fakta ini dengan hiasan yang tidak relevan dalam bentuk gaya. 6, Analogi Pemecahan Masalah. Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham-ilham dan lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat. Metode pemecahan masalah beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang harus diselesaikan secara analisis. Suatu ciri dari metode pemecahan masalah dalam perancangan adalah prosedur yang seksama dan terpadu. 7. Analogi Adhocis Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan langsung dengan cara menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dan tanpa mengarah ke suatu tujuan/cita-cita Pedoman apa saja dapat dipakai untuk mengukur rancangan tersebut 8. Analogi Bahasa Pola Perancangan Arsitektur untuk mengidentifikasikan pola-pola dan jenis-jenis baku dari kebutuhan suatu tempat/kebudayaan tertentu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hubungan-hubungan lingkungan dan perilaku menggunakan pendekatan tipologis/pola untuk membuat suatu bangunan/kota. Contoh: Bangunan untuk seorang lansia umumnya berupa pondok kecil di sebidang tanah yang kurang luas dan ditempatkan di lantai bawah. 9. Analogi Dramaturgi Kegiatan-kegiatan manusia dinyatakan sebagai teater dan lingkungan buatan dianggap sebagai pentas panggung. Ada 2 sudut pandang: a. Dari sudut pandang aktor. Dengan menyediakan alat-alat perlengkapan dan kesan-kesan yang diperlukan serta perabot-perabot disusun secara teratur. b. Dari sudut pandang dermawan. Arsitek menyebabkan orang bergerak ke suatu arah dengan memberikan petunjuk-petunjuk visual misalnya. Arsitek dalam analogi Dramaturgi mengatur aksi sekaligus menunjangnya