Tugas Pemrograman Arsitektur Kelas A2 Dosen : Dr. Ing. Eka Sediadi Chapter 4 : Planning Theory by Ernest R. Alexaner Disusun Oleh : Kukuh TW - 052.91.098 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakri TEORI PERENCANAAN Definisi dan Praktek 'Tidak ada praktek yang sama persis dengan teorinya' menurut pendapat salah seorang penggagas bom atom , Robert Oppenheimer. Pernyataan tersebut merupakan paradoks tapi masuk akal bila kita menyadari bahwa teori merupakan cara untuk mengerti sesuatu, mmerupakan suatu kerangka kerja untuk penafsiran kita mengenai fakta dan pengalaman, Ruang lingkup teori perencanaan Inti dari teori perencanaan adalah proses perencanaan. Perencana baik individual ataupun kelompok membawa konsep-konsep utopis dan komprehensif. ahli ekonom menyumbangkan ide-ide mengenai kesejahteraan, analisa keputusam, agresi masyarakat mengenai nilai. Psikolog, ahli sosial dan pengamat politik mempelajari pilihan-pilihan yang telah dibuat dan diterapkan oleh individual, kelompok, organisasi, pemerintah dan seluruh masyarakat. Apa itu Perencanaan ? Kita mendefinisikan teori dalam kaitannya yang berhubungan dengan praktek profesional. Definisi-definisi bervariasi dari perencanaan diajukan untuk meliputi bidang yang luas tanpa mengindikasi pada satu konsensus. Bagaimanapun juga, sangat berharga untuk mengeksplorasi pikirian-pirkiran mengenai definisi perencanaan. Perencanaan sebagai kegiatan dasar manusia Perencanaan adalah suatu proses...pikiran manusia dan tindakan berdasarkan dari pikiran. Pemikiran sebelumnya yang sangat umum bagi kegiatan manusia. Tukang kayu merencana selagi ia mengetokkan palunya ke paku. Seseorang merencanakan membawa payung atau tidak selagi ia mendengarkan siaran cuaca di radio. Seorang supir merencanakan mengangkut penumpang selagi ia membawa muatan. Perencanaan sebagai pilihan rasional Pilihan rasional salam hal ini dapat didefinisikan sebagai sebagai pilihan yang mengikuti aturan-aturan logis. Perencanaan menjadi suatu proses untuk menentukan kemungkinan tindakan-tindakan yang akan terjadi di masa depan. Planning then becomes a process for determining appropriate future actions through a sequence of choices. Perencanaan sebagai tindakan mengontrol masa depan Perencanaan dapat dilihat sebagai kemampuan untuk mengendalikan konsekwensi masa depan dari tindakan-tindakan sekarang. Tujuan dari perencanaan itu adalah membuat masa depan yang berbeda dari apa yang seharusnya terjadi tanpa campur tangan di masa kini. Planning's purpose is to make the future different from what it would have been without this intervention. Perencanaan sebagai cara khusus memecahkan masalah Kita sekarang bergerak dari definisi yang berorientasi kepada proses ke definisi yang lebih situasionil. Dari pertanyaan' apa yang perencanaan kerjakan' dan 'bagaimana cara mengerjakannya' ke dalam bidang yang lebih khusus di mana kegiatan perencanaan terjadi. Rittel dan Webber meneyebut kumpulan masalah-masalah sebagai masalah liar. Masalah liar Masalah liar tidak memiliki formula yang jelas, tidak ada peraturan yang jelas, tidak ada jawaban benar-salah ( hanya ada 'makin baik' atau makin buruk). Tiap masalah liar tersebut adalah unik, tetapi pada saat yang bersamaan tiap -tiap bagiannya merupakan gejala dari hal-hal lain yang lebih dalam dan lebih luas. Proses Perencanaan Rasionalitas Kita telah meilhat bahwa rasionalitas adalah pusat keistimewaan dari rasionalitas perencanaan yang biasanya membawa pengertian positif. Irrasionalitas sama buruknya dengan penyimpangan sosial. Seringkali rasionalitas bersifat netral, suatu peralatan dan baik-buruknya tergantung pada penggunaan yang diterapkan dalam bentuk sederhana. Aksioma Rasionalitas Rasionalitas adalah perlengkapan yang memungkinkan kita untuk membuat pilihan-pilihan berdasarkan standard-standard logis. Standard-standard tersebut atau aksioma-aksioma tersebut penyederhanaan dari komplekstisitas dan nilai-nilai. Rationality is a tool that enables us to make choices according to certain standards of logic. These standards, or axioms simplify the complexities of situations and values. Aksioma pertama berhubungan dengan ekspresi-ekspresi nilai. Pilihan-pilihan haruslah transitif. Maksudnya pilihan-pilihan tersebut dapat disusun dari penilaian yang paling baik sampai yang paling buruk. Aksioma yang kedua adalah kemungkinan-kemungkinan dan kegunaan-kegunaan haruslah saling terlepas bebas. Aksioma yang ketiga menetapkan bahwa hasil-hasil yang tidak dipengaruhi adalah irrelevan pada pilihan Aksioma yang keempat berhubungan dengan tidak dapat diterimanya piihan-pilihan yang terdominasi. Tanpa ini, Keseluruhan latihan dari analisa rasional menjadi tidak berharga. Aksioma ini mendiktekan jika analisa rasional menunjukkan option khusus untuk menjadi superior pada lainnya telah dievaluasi, superior option haruslah telah dipilih. Sangatlah jelas bahwa keinginan logis formal bahwa setiap kebutuhan dapat dipahami dengan jelas. Analisa Keputusan dan Pilihan Rasional Pengambilan keputusan berada dibawah 3 kondisi yang berbeda yaitu: kepastian, risiko dan ketidak-pastian. Kepastian meliputi situasi-situasi ketika kita yakin ajan pilihan-pilihan, option yang tersedia dan efek-efek dibawah risiko, kita tahu terlalu sedikit untuk yakin mengenai peristiwa dan kejadian akhir, tetapi kita memiliki informasi untuk memungkinkan kita memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan. Dengan ketidakpastian, bahkan kemungkinan-kemungkinan dari peristiwa tidak dapat ditaksir. Kesimpulan Syarat dan ketidaksetujuan telah diekspresikan oleh para praktisi, kaum terpelajar dan pengamat-pengamat serius lainnya mengenai setiap permukaan/segi dari proses perencanaan. Haruskah kita membawa masalah dalam pencarian jawaban? apakah solusi-solusi seringkali mencari masalah? dapatkah tujuan-tujuan diidentifikasi ? Apakah mudah merencana tanpa memiliki tujuan? haruskah kita mengembangkan dan mengevaluasi option sebagai syarat dari proses keputusan rasional ?. Model-model alternatif telah diajukan dan ada bukti sesuai bahwa lebih baik mendeskripsikan pembuatan keputusan sebenarnya mengunakan tempat dalam berbagai situasi. Bagaimanapun juga, proses perencanaan sebagai penanaman diatas paradigma yang berlaku. Praktek perencanaan berubah, tetapi model ini apa yang harus dilakukan belum sepenuhnya diimprovikasikan.