BAB IV. DATA DAN ANALISA IV.1. Data dan Analisa Apartemen. Masyarakat Indoesia berpenghasilan menengah cepat atau lambat harus membiasakan diri mereka untuk tinggal di rumah susun vertikal mengingat situasi dan kondisinya mengharuskan demikian. Untuk menimbulkan rasa aman dan nyaman di lingkungan apartemen, maka harus dirancang susana lingkungan apartemen yang dapat membuat penghuni golongan menengah merasa aman, nyaman dan betah. IV.1.1. Aktivitas Aktivitas pemakai. Pemakai Apartemen dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu: - Kelompok penghuni/penyewa apartemen - pengelola IV.1.A. Aktivitas Penghuni Aktivitas penghuni diuraikan berdasarkan kegiatan berbeda dari suami dan istri. Aktivitas suami. Pagi hari: 6.00 - 7.00 Bangun, diteruskan olah-raga ringan, mandi, sarapan.Sarapan keluarga biasanya dilaksanakan di dapur. 7.30 - 8.30 Berangkat kerja Siang hari 12.00 - 13.00 Makan siang, pada umumnya dilakukan di luar rumah kecuali pada hari libur atau khusus. Sore Hari 17.00 - 18.00 Pulang kantor, melakukan kegiatan fitness, di fitness centre atau istirahat di rumah sambil membaca koran/nonton TV. Malam hari 18.00 - 19.00 Makan malam bersama keluarga di ruang makan, atau seminggu sekali makan malam di luar bersama keluarga, atau sering menjamu teman/relasi di rumah maupun di luar/di restaurant, biasanya jamuan didahului dengan minum-minum. Pada akhir pekan biasanya mengunjungi pub atau music lounge. 23.000 - 24.00 Waktu menjelang tidur digunakan untuk persiapan pekerjaan di kantor besok. Aktivitas istri pagi hari: Bangun antara pukul 5.00 - 6.00 untuk menyiapkan sarapan pagi keluarga. Siang hari: Berolah raga bersama teman-teman, berbelanja, bekerja sambilan. Malam hari: Makan malam bersama keluarga, atau mengatur catering bila mengadakan jamuam makan malam dengan bantuan tenaga catering service. Acara bersama keluarga, santai di ruang keluarga sesudah makan malam bersama. B. Aktivitas Pengelola. Penyelenggaraan operasional apartemen perlu ditunjang oleh pengelolaan yang efektif. Susunan dan tugas pengelola biasanya sebagai berikut: 1. Pimpinan dan Pengurus Administrasi: Tugasnya mengkoordinasikan berlangsungnya kegiatan kepegawaian, keuangan dan tata usaha dalam bangunan apartemen. 2. Penerangan / Resepsionis Bertugas menerima pesan, menerima pengaduan dan informasi dari penghuni apartemen. Menjadi perantara untuk menerima tamu penghuni. 3. Tenaga penunjang kegiatan. Memberikan pelayanan kesehatan, rekreasi dan kebutuhan sehari-hari. 4. Mekanikal dan Elektrikal Bertanggung-jawab atas pemeliharaan dan perbaikan dari seluruh unsur ME bangunan. 5. House Keeping. Bertanggung-jawab atas pengaturan kegiatan kerumahtanggaan seperti cleaning dan laundry. 6. Pelayanan kesehatan Melayani kebutuhan pelayanan kesehatan bagi para penghuni apartemen bila dibutuhkan. 7. Security Bertanggung jawab atas keamanan penghuni bangunan. IV.2. Struktur Organisasi Pengelola IV.A.2. Standard Luas Ruang Pengelompokkan ruang-ruang yang dibutuhkan : a. ruang unit hunian b. ruang pengelola dan service. c. fasilitas penunjang. IV.a.2.a. Ruang unit hunian. Ruang unit hunian berupa ruang yang digunakan untuk tempat tinggal penghuni apartemen dan terdiri dari ruang-ruang : - Ruang Tidur Utama. - Ruang Tidur tambahan (anak-anak, pembantu) - R. makan - R. Keluarga - K. Mandi/WC. - Balkon - Dapur/Pantry - Gudang - R. Jemur SKEMA ORGANISASI RUANG UNIT HUNIAN Sebagaimana pola hubungan ruang di atas, adapun sirkulasi dalam unit hunian bisa dijelaskan sebagai berikut: Dari Entrance, yang ditandai dengan pintu masuk utama, penghuni diterima lebih dahulu pada foyer, yang berfungsi seperti teras pada landed house yaitu sebagai ruang peralihan antara luar dan dalam. Selanjutnya masuk ke publik area. Dari publik area inilah sirkulasi bercabang. Publik Area menjadi sentral dari unit hunian. Sebab Publik ara inilah yang paling banyak kegiatan berlangsung. Publik area juga menjadi batas bagi non-penghuni, terhadap private area. Sementara itu untuk unit yang mempunyai 2 entrance, yaitu tambahan side entrance, alur sirkulasi yang masuk dari side entrance ialah ke daerah servis. Side Entrance ini memang disediakan sebagai service entrance. Sehingga buat penghuni yang memiliki pelayan, pintu masuk pelayan tidak melalui entrance utama melainkan melalui side entrance. Selain itu side entranc e juga berfungsi sebagai alternatif pintu masuk bagi penghuni, teruatam pada saat darurat. Alur sirkulasi ini menentukan juga kadar privacy ruang-ruang di dalam unit hunian. Ruang yang banyak dilintasi oleh sirkulasi, tentunya kadar privasinya lebih rendah dari ruang yang sedikit dilintasi sirkulasi, oleh karena itu ruang-ruang yang termasuk dalam kelompok zoning private diusahakan sesedikit mungkin dilintasi oleh sirkulasi. Untuk masuk ke zoning private, seseorang harus sengaja masuk, tidak bisa hanya sekedar lewat saja. DATA KEBUTUHAN LUAS RUANG Standard Luasan Ruang Unit Hunian. IV.A.2.b. Ruang Pengelola dan servis. Ruang kegiatan pengelola R. Manager 5.2 m2/orang Bagian Keuangan 4.6 m2/orang Bagian Administrasi 4.6 m2/orang Bagian Pemasaran 4.6 m2/orang Bagian personalia 4.6 m2.orang Ruang Rapat 0.93 m2/orang Ruang PABX dan Operator 0.93 m2/orang Toilet 0.60 m2/orang Ruang Tunggu Tamu 0.93 m2/orang DATA KEBUTUHAN FUNGSI PENGELOLA Ruang Pengelola dan Service Ruang kegiatan Pengelola Ruang Kapasitas Luas Manager 3 x 5,2 15,60 Keuangan 2 x 4,6 9,20 Administrasi 2 x 4,6 9,20 Pemasaran 3 x 4,6 13,80 Personalia 2 x 4,6 9,20 R. Rapat 10 x 0,93 9,30 PABX/operator 2 x 0,93 1,86 R. Tunggu / tamu 5 x 0,93 4,65 Toilet 12,00 Sirkluasi 25% 21,20 TOTAL 127,21 R. Kegiatan Service. R. Mekanikal/Elektrikal 20 R. Housekeeping 0,4 /unit hunian Gudang 60 Laundry/Linen 0,4 R, Keamanan 12 R. Makan Karyawan 5,9 / meja R. Istirahat karyawan 0,77 m /orang R. Ganti / Locker karyawan 0,80 / orang Dapur DATA KEBUTUHAN FUNGSI SERVIS. Ruang kegiatan servis. Ruang Kapasitas Luas Mekanikal/elektrikal 20,00 Housekeeping 52 x 0,4 20,8 Gudang 60 Laundry/linen 52 x 0,4 20,8 Keamanan 12.00 Makan Karyawan 30%x100x5,90 177,00 Istirahat karyawan 25%x100x0,77 19,25 R. ganti/loker 100 x 0,8 80 Dapur 60 Sirkulasi 20% 93,97 TOTAL 563,82 IV.A.2.c. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang bagi penghuni merupakan sarana olah-raga serta kebutuhan-kebutuhan lainnya yang disediakan untuk penghuni dan juga untuk kebutuhan penduduk sekitar yang dinamakan fasilitas 'non-formal'. Fasilitas ini perlu disediakan guna menunjang kebutuhan hidup para penghuni sehingga faktor kenyamanan benar-benar terpenuhi. Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi a. Kolam Renang anak dan dewasa diperkirakan 30% penghuni memanfaatkannya secara bersamaan pada waktu libur. area standard 500 - 2500 m b. Lapangan Tennis 17 m x 34,75 m c. Taman terbuka untuk penghijauan. Fasilitas Non-formal Fitness Center lengkap 400 10 ruang untuk disewakan @40 400 Ruang dokter bersama 400 2 cafetaria @60 120 1 restaurant 400 Ruang serbaguna 300 Minimarket 300 Musholla 100 Sirkulasi 580 Total 10000 IV.2. Analisa Lingkungan Peta-peta ini memuat antara lain: 1. Peta I, memuat : Luasan fisik tapak 2. Peta II, memuat Batasan jumlah lantai serta penentuan KDB dn KLB pada tapak. 3. Peta III, memuat Analisa Best View. 4. Peta IV, memuat Analisa Entrance. 5. Peta V, memuat Analisa Zoning dalam tapak. 6. Peta VI, memuat Sirkulasi luar dan dalam tapak. 7. Peta VII memuat : matahari dan arah angin. 8. Peta VIII memuat : Analisa lingkungan tapak. 9. Peta IX memuat : Analisa Kebisingan. PERENCANAAN LINGKUNGAN KOTA. Dalam perencanaan lingkungan ini tetap mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemda DKI, sehingga dapat menunjang program pembangunan kota secara menyeluruh. yang mana proyeksi perencanaan bangunan ini disesuaikan terhadap proyeksi perencanaan di tahun-tahun mendatang, dimana dalam perencanaan yang dimaksudkan desa Cirendeu ini telah tertata secara keseluruhan di mana daerah-daerah yang wilayahnya cukup luas dan lingkungannya yang telah dibagi-bagi untuk permukiman, ruang hijau, komersial, jalur lalu-lintas sesuai dengan perencanaan kota di kemudian hari. Dalam perencanaan lingkungan bangunan apartemen kelas menengah ini dimaksudkan bentuknya menyatu dengan lingkungannya, yaitu proyeksi dari lingkungannya yang telah ditata kembali sesuai dengan masterplan yang telah dibuat. dan batasan dari perencanaan lingkugan yang dimaksud ialah dengan memperhatikan dengan : - Potensi lingkungan sekitar - Keberadaan apartement di lingkungan sekitar cirendeu - Sky line desa Cirendeu Sehingga diharapkan akan adanya suatu kesinambungan saling mengisi dan melengkapi antara bangunan yang direncanakan dengan lingkungan sekitarnya. Konsep terhadap ruang luar. Ruang luar mempunyai peranan yang penting sehingga dapat dikatakan sebagai suatu wadah arsitektur tanpa atap. Ruang luar merupakan salah satu sarana yang menunjang aktivitas bagi penghuni, yaitu berupa: jalan-jalan,olah -raga, bermain, duduk-duduk dan sebagainya. Bentuk ruang luar akan terjadi berdasarkan pengaruh dari orientasi-orientasi terhadap tapak, lingkungan, bangunan-bangunan yang ada di sekeliling tapak. Sehingga ruang luar juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap persepsi pengamat. Dalam konsep perancangan ruang luar diharapkan adanya unsur-unsur yang menyatu dengan lingkungan sekitar sehingga bangunan yang dibangun disamping mempunyai ciri khas tersendiri juga memberikan sumbangan yang berarti bagi lingkungannya. Sistem Pengelompokkan Kegiatan. Kebutuhan sosial pemakai berkaitan dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Di mana sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan ruang sebagai sarana untuk berinteraksi dengan sesamanya, dan sebagai makhluk individe manusia membutuhkan ruang yang bersifat pribadi. Pengelompokkan kegiatan tersebut dapat ditentukan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan dalam apartemen antara lain : - Kelompok kegiatan pribadi Privacy suatu rancangan merupakan tuntutan yang mendasar. Disamping itu privacy dapat mendatangkan rasa aman dan nyaman bagi penghuni. Kegiatan privacy biasanya dilakukan dalam ruang tidur, ruang kerja, toilet dan sebagainya dalam satu unit hunian. - Kelompok kegiatan bersama Kegiatan bersama ini biasanya dilakukan oleh penghuni bersama-sama dengan penghuni yang lainnya baik disengaja maupun tidak. Dimana dalam kegiatan ini menimbulkan interaksi bagi sesama penghuni maupun masyarakat luar, dimana kegiatan ini biasanya terjadi pada ruang-ruang penunjang kegiatan dalam lingkungan hunian. - Kelompok kegiaran pelayanan service. Kegiatan pelayanan merupakan pelayanan penunjang/pelengkap dalam kehidupan sehari-hari dimana memberikan kemudahan-kemudahan bagi penghuni. Dimana kegiatan ini biasanya tidak dilakukan oleh staff pelayanan yang bertugas menjalankan kegiatan tersebut. ZONING Hal-hal yang berpengaruh bagi penentuan pembagian zoning meliputi: - Pencapaian - Hierarki Kegiatan - Pengelompokkan Kegiatan - Jenis Kegiatan - View/arah pandangan - Peruntukkan lingkungan Dalam perancangan apartemen ini pembagian zoning dilakukan sebagai berikut: a. Zoning Publik merupakan daerah yang dipergunakan baik oleh penghuni, tamu maupun pengelola, daaerah ini antara lain meliputi: lobby, ruang serbaguna, pertokoan, minimarket, restaurant dsb. b. Zoning semi private. merupakan daerah yang dapat dikunjungi oleh orang-orang tertentu saja. c. Zoning Prvate merupakan area yang terpenting dan bersifat pribadi dan hanya digunakan oleh orang-orang berkepentingan saja. d. Zoning service merupakan tempat pelayanan apartemen, misalnya : dapur. laundry dan linen, ruang elektrikal dan mekanikal, lift service dsb. PENCAPAIAN DAN SIRKULASI TAPAK konsep penataan ruang ruang luar. Penataan ruang luar dapat digolongkan dua macam yaitu: penataan ruang luar yang aktif (yang dapat berfungsi sebagai jalur sirkulasi, tempat parkir dsb) dan ruang luar yang pasif (taman-taman). Disamping penataan ruang sesuai dengan konsep perencanaan yang telah dibahas pada sub bab terdahulu. Penataan Ruang luar perlu memikirkan keamanan dan kenyamanan bagi pemakai dan yang mana perencanaan ruang-ruang luar ini direncanakan bersamaan dengan pengolahan tata hijau tanaman dan pohon-pohonan yang juga berfungsi sebagai: - Penyegar dan peneduh - Filter bagi kebisingan dan polusi udara - Mengurangi arus angin dan memberi kesan alamiah. - Sebagai pengarah. IV.3.. Analisa bangunan IV.3.1. Massa Bangunan Kriteria dasar pertimbangan pola massa bangunan adalah: 1. Pertimbangan atas aktivitas yang membutuhkan fleksibilitas 2. Pertimbangan sirkulasi dari pengunjung ke arah horizontal dan vertikal. 3. Pertimbangan atas aktivitas yang saling berkaitan. 4. Pertimbangan atas pengaruh lingkungan. 5. Pertimbangan atas peraturan setempat. Alternatif pola massa bangunan. Adapun analisa terhadap bentuk massa bangunan tunggal sculpture dapat diuraikan : 1. Slab Blok - Sirkulasi mudah dan efisien - Bentuk Sederhana namun ruang yang dihasilkan umumnya memanjang. - Sulit mendapat ruang yang besar. 2. Finger Plan - Sirkulasi pencapaian cukup jauh namun informatif. - Bentuknya melebar cocok daerah kepadatan rendah. 3. Independent High and Low Block - Sirkulasi pencapaian cukup mudah dan singkat. - Bentuk bangunan merupakan tipe-tipe di atas dan lebih kompak. - Pengelompokkan kegiatan dan pengembangan mudah. - Pembentukkan ruang relatif mudah. - Mudah menjadi Vocal Point. 4. Tower on Podium - Sirkulasi pencapaian cukup mudah dan singkat - Bentuk memindahkan kegiatan pada podium dan tower. - Lahan yang diperlukan tidak luas. - Mudah membentuk ruang yang besar. - Mudah menjadi vocal point. Untuk gubahan Massa cenderung dipilih penggabungan antara tower dan podium dan independent high and low block, karena keterkaitan satu sama lain, kebutuhan ruang yang besar dan kesan menonjol yang diinginkan. Analisa Bentuk Bangunan Sebagai unit hunian, pada apartment penghawaan dan dan pencahayaan alami perlu diperhatikan sebagai salah satu faktor perancangan. Sebag pertimbangan penghawaan dan pencahayaan alami ini mempengaruhi bentuk dari bangunan apartemen yang akan dibuat. Sebagai bangunan tinggi, maka hanya ruang-ruang yang berbatasan langsung dengan ruang luar saja yang mendapatkan penghawaan dan pencahayaan alami. Sementara itu, ruang yang membutuhkannya cukup banyak. Maka pemecahannya ialah dengan membuat banyak tekukan-tekukan pada layout bangunan. Dengan membuat tekukan-tekukan pada layout bangunan, maka permukaan yang berhubungan dengan ruang luar menjadi lebih banyak, sehingga ruang yang mendapat pencahayaan dan penghawaan alami lebih banyak. IV.3.2. Sistem Bangunan: Penerapan sistem bangunan disini disesuaikan terhadap pelayanan bagi penghuni dalam apartemen kelas menengah sehingga diperlukan sistem sirkulasi yang singkat terutama untuk bangunan hunian. Sehinngga dapatlah diterapkan suatu sistim radial yang mana ruang pelayanan/sirkulasi berpusat pada inti, dan ruang kegiatan lain dihubungkan dengan suatu bentuk sirkulasi horisontal berupa lorong/koridor. Sistem ini akan menghasilkan bentuk bangunan tower yang cocok untuk bangunan hunian dimana setiap lantai berupa lantai tipikal dengan denah yang berlang pada hampir setiap lantainya. Sedangkan untuk bangunan penunjang dalam bangunan apartemen memerlukan luasan ruang yang berlainan sehingga menghasilkan suatu bentuk bangunan slab. Sehingga keseluruhan bangunan tersebut akan menghasilkan bentuk akhir : Tower on Podium dimana bentuk tower berupa bangunan yang berisi unit-unit hunian sedang pada podium berisi ruang-ruang kegiatan penunjang. IV.3.3. Sistem Struktur Dalam penentuan jenis struktur, dipertimbangkan terhadap hal-hal sebagai berikut: - Keseimbangan, dalam proporsi - Kestabilan, agar tahan terhadap gaya yang ditimbukan oleh gempa dan angin. - Kekuatan, bagi struktur dalam memikul beban yang terjadi. - Fungsional dan Ekonomis - Estetika, Struktur merupakan suatu pengungkapan bentuk arsitektur yang serasi dan logis. Sedangkan pemilihan jenis struktur ditetapkan dengan menggunakan struktur portal balok dan kolom beton bertulang. Karena kemampuan dalam menghasilkan bukaan pada dinding maupun keluwesan dalam pembentukkan bentuk bangunan amat ditunjang oleh struktur ini. IV.3.4. Bahan Bahan bangunan yang akan digunakan dipertimbangkan terhadap mutu/kualitas bahan, kemudahan pengerjaan, perawatan yang relatif mudah dan daya tahan bahan yang tinggi. IV.3.5. Utilitas Utilitas bangunan terdiri dari a. Penerangan b. Penghawaan c. Sumber Daya/ Listrik d. Sanitasi e. Penanggulangan Kebakaran f. Sistem Komunikasi g. Penangkal petir h, Sistem Pembuangan Sampah. adapun keterangan di atas adalah sebagai berikut: a. Penghawaan Untuk mendapatkan suasana yang dapat dirasakan nyaman, maka suhu didalam ruangan sebaiknya berkisar antara 23 c - 25 c dengan kelembaban sekitar 45 hg- 55 hg. Mengingat faktor iklim Jakarta, maka tidak mungkin untuk menda[atkan keadaan yang nyaman tanpa mempergunakan alat pengatur udara, yaitu AC unit. yaitu dengan sistim AC sentral dan Package unit, sehingga penghawaan dalam apartemen ini dibantu dengan alat pengatur udara untuk mendapatkan kenyamanan yang diinginkan. b. Sumber Daya Listrik Berhubung letak tapak didalam kota, maka dapat dijangkau oleh jaringan listrik PLN dengan faktor-faktor keuntungan sebagai berikut: - Praktis - Tidak memerlukan perawatan khusus. Dengan mempertimbangkan terhadap faktor kenyamanan penghuni yang merupakan faktor utama dalam bangunan apartemen ini, maka kemungkingan terputusnya aliran dari PLN perlu diperhitungkan senhingga dicapai suatu cara penyelesaian sebagai berikut: - Menggunakan generator set yang dapat menghasilkan aliran listrik secara kontinou dan memiliki kapasitas daya sebesar 100 % dari daya yang dihasilkan PLN. - Automatic Main Panel, yang bekerja secara otomatis mengalihkan sumber daya kepada genrator set pada saat aliran listrik dari PLN terputus. - Uninterrupted Power Supply yang langsung bekerja saat aliran PLN terputus dengan menggantikannya engan batterai. UPS ini berguna bagi kepentingan vital yang tidak boleh terganggu dalam keadaan apapun sekalipun aliran listrik terputus. C. SANITASI Sanitasi terdiri dari dua bagian sebagai berikut: a. Penyediaan air bersih. Kebutuhan air bersih ini diperlukan untuk unit hunian serta keperluan penanggulangan kebakaran. Untuk keperluan-keperluan tersebut terdapat 2 sistem penyediaan air bersih, yaitu sebagai berikut: - Sistem Down Feed distribution. keuntungannya ialah distribusi merata. kerugiannya ialah terdapat reservoar di atap, beban pada atap. - Sistem Up Feed distribution keuntungannya tidak terdapat reservoar di atap. kerugiannya distribusi kurang merata dan banyak menggunakan listrik. Sumber Air Bersih. - PAM, tetapi penyediaan air bersih melalui PAM masih kurang mencukupi yaitu hanya sekitar 60% dari total kebutuhan. - Sumur Bor, merupakan pilihan sumber air bersih yang baik, dimana pelaksanaannya dapat diawasi dengan mematuhi syarat serta peraturan yang berlaku. Untuk penggunaan sistem penyediaan air secara down-feed, penggunaan reservoar air perlu diperhatikan sistem penghisapan serta dimensi pipa agar distribusi air dapat merata. Penampungan air untuk kebutuhan penanggulangan kebakaran, jumlahnya disesuaikan dengan syarat yang ditetapkan yaiut 100 m3 tiap bangunan, yang mana reservoarnya diletakkan pada atap bangunan. Kebutuhan akan air bersih : - air dingin. - air panas: siste dengan tanki atau sistem tanpa tanki D. Penanggulangan kebakaran. Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia maupun harta benda. Pencegahan bahaya kebakaran merupakan segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali. Ada beberapa macam sistem pemadam api, yaitu sebagai berikut : - Penguraian: yaitu dengan memisahkan atau menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar. - Pendinginan: yaitu menyemprotkan air pada benda-benda yang terbakar dengan sprinkler air yang diletakkan merata pada ruang-ruang apartemen. - Isolasi/Sistem lokalisasi yaitu dengan cara menyemprotkan bahan kimia CO2 - Blasting effect system yaitu dengan cara memberikan tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak. Penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilaksanakan melalui 2 cara, yaitu: pencegahan secara aktif/active fire protection. Fire Fighting dengan elemen-elemen: - Water Sprinkler - Alat pemadam kimia portable - Fire Hydrant dan House Rell. - Gas System (CO2, Hakin 1211) - Smoke Detector - Thermal/Heat Detector Elemen pencegahan pasif/pasife fire precaution - Pintu keluar darurat/emergency - Koridor dan jalan keluar - Tangga kebakaran - Lift - Melengkapi jalur sirkulasi dengan Pressurization system E. Sistem Komunikasi Sistem Komunikasi didalam bangunan apartemen terbagi 2, yaitu: a. Untuk komunikasi keluar/extern. Setiap unit hunian memiliki satu sambungan keluar dengan fasilitas IDD (International Direct Dialing) untuk sambungan langsung secara internasional. b. Komunikasi di dalam bangunan/intern. Setiap unit memiliki fasilitas intercom untuk dapat memantau tamu yang datang dari luas serta sistem sambungan telepon untuk berhubungan secara intern antar penghuni atau dengan reception, operator dll. Sistim Pengawasan Sistim pengawasan yang diterapkan meliputi pengawasan di dalam dan di luar bangunan. Di luar bangunan. - Pengawasan ini meliputi pengawasan di dalam tapak. yakni dengan penempatan po-pos keamanan pada entrance, exit maupun pada ruang-ruang strategis lainnya. - Pemisahan antara entrance parkir penghuni dengan pengunjung agar mencegah ha-hal yang tidak diinginkan. Di dalam bangunan - Dengan satpam pada ruang-ruang strategis. - Dengan CCTV (Closed Circuit Television) pada tempat-tempat yang rawan. - Seluruh pengawasan, baik di luar maupun di daam bangunan dipantau di ruang kontrol pusat. - Untuk fasilitas pelayanan berupa telex dan facsmile disediakan ruangan khusus yang melayani kebutuhan-kebutuhan tersebut. F. Penangkal Petir.. Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem penangkal petir: - Keamanan secara teknis. - Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan. - Ketahanan mekanis. - Ketahanan terhadap korosi. - Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi. - Faktor ekonomis. Jadi penangkal petir yang digunakan : Sistem konvensional, yaitu model Franklin Rod. H. Pembuangan sampah. Dua macam sistem pembuangan sampah dapat digunakan: - melalui shaft sampah. Dari tiap-tiap lantai terdapat shaft-shaft pembuangan sampah yang kemudian ditampung di penampungan utama di bagian bawah bangunan. Setelah dipadatkan lalu diangkut oleh truk sampah. - Ditampung dimana sampah ditampung oleh masing-masing unit hunian untuk kemudian diangkut oleh petugas kebersihan. BAB V. PERNYATAAN MASALAH PERNYATAAN MASALAH: - Karena tujuan sebagai sarana pelayanan akomodasi berupa sarana hunian baik bagi penghuni apartemen kelas menengah maupun penduduk sekitar, maka perencanaan bangunan campuran apartemen untuk golongan menengah dengan fasilitas "non-formal" lingkungan perumahan ini mementingjkan kenyamanan dan keamanan yang optimum untuk melayani aktivitas. - Karena kebutuhan luasan yang cukup besar sedangkan luasan yang diperkenankan menurut peraturan yang diijinkan cukup rendah, sehingga keefektifan perencanaan ruang perlu mendapat perhatian dan pengaturan letak ruang sesuai berdasarkan fungsinya. - Karena perencanaan ini memikirkan faktor privacy yang tinggi sehingga pengaturan sirkulasi baik bagi penghuni, pengelola maupun tamu perlu pemisahan yang jelas. - Memadukan bangunan apartemen dengan lingkungan perumahan. - Menentukan suasana yang menyenangkan yang tidak bisa terlepas dari perancangan kegiatan yang saling menunjang antara apartemen dan kegiatan non formal lingkungan, tanpa mengabaikan fungsi apartemen yang memerlukan privacy tersendiri. - Memikirkan kemungkinan perluasan apartemen di kemudian hari. BAB VI. KONSEP PROGRAMATIK Sesuai dengan keinginan owner yang menginginkan apartemen lengkap dengan fasilitasnya untuk golongan menengah; mengharapkan: II.1. Kebutuhan Ruang untuk Apartemen 1. Lobby 2. Kantor Pengelola 3. Service (Toilet Umum ,gudang dan Room Boy). 3. Unit Hunian tipikal 4. Kolam Renang dan Rekreasi. 5. Link ke fasilitas "non-formal" II.2. Kebutuhan Ruang untuk fasilitas non-formal. 1. Fitness Centre Lengkap2. 10 ruang untuk disewakan 3. Ruang Dokter Bersama / Klinik, Laboratorium, dsbnya400 m2400 m2400 m24. 2 Cafetaria @ 60 m2120 m25. 1 Restaurant termasuk dapur, gudang, pantry dll400 m26. Ruang Serba G********************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************.1. Analisa Manusia Merupakan proses analisa yang meninjau jenis kegiatan, pelaku kegiatan III.1.a. Jenis Kegiatan 1. Kegiatan Utama : Bertempat-tinggal 2. Kegiatan Penunjang : 2.1. Berolah-raga 2.2. Bisnis( berdagang / Jasa) 2.3. Restaurant, Cafetaria 2.4. Seminar,Resepsi 2.5. Musholla. 2.6. Mini Market. 2.7. Parkir 3. Kegiatan Pelayanan / Service III.1.b. Pelaku Kegiatan 1. Pengelola Hunian dalam tapak 1.1. Pengelola Apartemen dan Pengelola Fasilitas non-formal. 2. Karyawan 2.1. Fitness Centre 2.2. Restaurant, Cafetaria 2.3. Bisnis (berdagang/Jasa) 2.4. Mini Market. 2.5. Building Maintenance 3. Penghuni Apartemen 4. Pengunjung 4.1. Pemakai fasilitas "non-formal" dalam tapak. 4.2. Tamu penghuni Apartemen. III.1. c. Kebutuhan Ruang untuk keseluruhan bangunan dalam tapak. III.1.d. Skema Organisasi Ruang III.2. Analisa Bangunan Konsep bangunan diarahkan pada fleksibilitas ruang dan sirkulasi dari dua fungsi yang berbeda namun saling menunjang serta dapat dipadukan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Pembahasan dalam analisa bangunan mencakup: 1. Bentuk Massa Bangunan yang dapat menampung kegiatan bermukim di unit apartemen dan kegiatan 'non-formal' untuk lingkungan perumahan. 2. Penataan ruang luar dan sirkulasi untuk menentukan orientasi bangunan. 3. Penyesesuaian dengan kondisi existing agar kehadiran bangunan apartemen dapat diterima oleh masyarakat lingkungan perumahan. 4. Mengikuti sky line kota 5. Struktur yang akan digunakan disesuaikan dengan: 5.1. Fleksibilitas ruang yang dibutuhkan 5.2. Bentuk/Pola Massa bangunan 5.5. Kondisi tanah setempat serta lingkungan sekitar tapak. 6. Penempatan jaringan utilitas sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada bangunan tersebut, meliputi: 6.1. Jaringan AC 6.2. Jaringan Air Bersih 6.3. Jaringan Air Kotor 6.4. Jaringan Panel-panel listrik. 6.5. Fire Equipment. III. Analisa Lingkungan