Dikirim oleh: Badan Sinfar IAI Dari: Badan Sinfar IAI SUARA PEMBARUAN DAILY Jalan Satrio Dikembangkan Sebagai Sabuk Wisata Jakarta, 29 Agustus Jalan Prof Dr Satrio di segitiga emas Kuningan (Jalan Jenderal Sudirman - Rasuna Said - Gatot Subroto) Jakarta, akan dikembangkan sebagai sabuk wisata dan belanja internasional (international tourism and shopping belt). Jalan ini juga akan menjadi jalan arteri cepat, dilengkapi dengan pedestrian yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki. Hal ini diungkapkan Gubernur DKI Surjadi Soedirdja, dalam pengarahannya kepada peserta seminar "Sisi Baru Wajah Jakarta: Tujuan Wisata, Surga Belanja", di Jakarta, Kamis (28/8). Dalam acara ini gubernur didampingi Ir Ciputra, Kepala Dinas Pariwisata Ir Fauzi Bowo, Kepala Dinas Tata Kota Ir Achmadin Achmad, Kepala Kanwil Pariwisata Pudjo Basuki dan Ketua Tim Penasihat Arsitektur Kota Prof Dr Ir Moh Danisworo. Menurut Surjadi, pengembangan Jalan Satrio sebagai sabuk wisata dan belanja internasional, akan menumbuhkan dinamika baru dalam perkembangan kota Jakarta. Pembangunan ini diharapkan dapat memacu pengembangan daerah di sekitarnya, serta dapat memantapkan citra kota Jakarta, sejajar dengan citra kota metropolitan lain di dunia. "Keberadaan sabuk wisata dan belanja internasional ini, akan membentuk tatanan baru dalam pengembangan fasilitas perkotaan, khususnya dalam bidang belanja dan rekreasi, yang akan tumbuh secara sinergis, antara fasilitas yang satu dengan fasilitas kota lainnya," ucap Surjadi. Pembangunan Kota Jakarta, lanjutnya, sering mendapat tentangan dari berbagai pihak yang belum memahami manfaat dari pembangunan tersebut. Ia memberi contoh, bagaimana upaya pemerintah daerah untuk membuat Jalan Sudirman - Thamrin menjadi lebih manusiawi, misalnya gedung-gedung yang ada di jalan tersebut bisa dihubungkan dengan koridor-koridor, baik di atas maupun di bawah, sehingga orang tidak kesulitan untuk ber-manuver dari satu tempat ke tempat lain." "Namun, upaya tersebut sering mendapat tentangan dari para pemilik gedung. Pada dasarnya Pemda Jakarta bersama masyarakat ingin membangun suatu daerah/wilayah dengan pendekatan manusiawi." "Pendekatan semacam ini diharapkan bisa terus bergulir. Jadi konsep pembangunan Jakarta, memanusiakan manusia Jakarta," ujar Surjadi. "Pada awalnya kita mencoba menata kembali Jalan Thamrin, di mana gagasan dan konsepnya sudah dikomunikasikan kepada masyarakat." "Gagasan ini kemudian coba dikembangkan dengan melihat potensi pengembangan Jalan Prof Dr Satrio melalui pembuatan Urban Design Guide Line (UDGL), yang telah selesai dikerjakan, dan akan dijadikan semacam panduan bagi siapa pun yang akan mengembangkan jalan tersebut," lanjutnya pula. Disiplin Terhadap UDGL Ia mengharapkan agar para pengembang memiliki wawasan yang luas terhadap pembanguan kota Jakarta, serta memiliki pandangan tentang bagaimana melayani kepentingan umum. Selain itu, diharapkan adanya kedisiplinan para pengembang terhadap UDGL yang sudah ada. Sementara itu, Presdir Grup Ciputra, Ir Ciputra menyatakan pengembangan Jalan Satrio akan melibatkan sembilan pengembang, yakni Grup Ciputra, Grup Metropolitan (Jakarta Land), Grup Sinar Mas, Grup PSP, Mega Kuningan, Grup Bentala (Danamon), Jan Darmadi Corporation, HAKA dan Grup Asiatic. Di kawasan ini akan dibangun pusat perbelanjaan yang dipadukan dengan sarana penunjang lainnya, seperti hotel, tempat konvensi dan eksibisi, restoran, apartemen, perkantoran, pusat rekreasi (in door dan out door) dan lain-lain. Luas lahan yang digunakan mencapai 100 hektare dengan total investasi Rp 10 triliun dan diharapkan selesai pada tahun 2007 sampai 2017. "Pembangunan ini akan menyempurnakan wajah Jakarta sebagai kota jasa (service city) serta dapat memperkuat daya tarik sebagai kota tujuan wisata dunia," ujar Ciputra. Ia juga mengharapkan agar para pengembang yang membangun Jalan Satrio dapat memberikan kepuasan bukan saja kepada penyewa, tetapi juga para pengunjung (masyarakat). Amdal Dan Andall Sementara itu, pihak DPRD Jakarta menyambut baik pengembangan Jalan Satrio sebagai sabuk wisata dan belanja internasional. Namun, DPRD meminta agar pembangunan kawasan itu dilengkapi dengan analisa dampak lingkungan (Amdal) dan analisa dampak lalu lintas (Andall). "Dua perangkat ini tidak bisa diabaikan, walaupun pembangunan kawasan itu sudah diatur dengan Urban Design Guideline (UDGL/Panduan Rancang Bangun Kota)," kata Ketua Fraksi PDI, Lukman F. Mokoginta kepada Pembaruan, Kamis (28/8). Saud Rahman dari FPP pun mempunyai pendapat yang sama dengan Mokoginta. Saat ditemui secara terpisah, keduanya mengatakan, tanpa andall, Jalan Satrio potensial macet, sebab di kawasan itu sedikitnya akan dibangun 10 hotel internasional dan beberapa pusat perbelanjaan oleh sembilan pengembang. Menurut Ciputra, di kawasan itu kelompoknya akan membangun Kota Ciputra seluas 13,5 hektare, juga akan membangun pusat perbelanjaan seluas 125.000 m2 serta hotel; Peninsula Hotel (bintang lima) dan Hotel Ciputra (bintang empat), yang akan beroperasi sekitar pertengahan tahun 2000. Untuk proyek pusat perbelanjaan diperkirakan selesai April 1999. Seluruh proyek monumental ini memerlukan biaya lebih dari Rp 10 triliun. "Namun, karena pembangunannya akan dilakukan selama 10 tahun, maka biayanya akan dapat dikumpulkan dalam waktu itu," lanjut Ciputra. Gubernur DKI pun menyadari, pembangunan fasilitas itu mungkin belum bisa dimanfaatkan secara wajar oleh sebagian penduduk. "Karena itu, kepada para pengembang, saya mengimbau agar ikut mendidik masyarakat di bidang kebersihan, pencegahan pemanfaatan pedagang kaki lima, keamanan dan sebagainya, sehingga kawasan belanja Jalan Satrio, akan benar-benar memberikan kenyamanan bagi masyarakat luas," tandasnya. Karena, kawasan ini dikembangkan menjadi bisnis retail yang mempunyai ciri khusus, Gubernur merasa yakin, keberadaannya tidak akan mengganggu pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta, seperti Manggadua dan Tanahabang. Peresmian Kawasan Peresmian kawasan wisata dan belanja internsional Jalan Satrio akan dilaksanakan pada Minggu (31/8). Untuk itu, Kepala DLLAJ DKI, JP Sepang, Kamis (28/8), mengimbau, agar pada saat itu warga Jakarta tidak melintas kawasan tersebut. "Kami akan menutup jalan itu pada Sabtu (30/8) sore dan Minggu (31/8) sore, untuk keperluan gladi bersih sekaligus acara pe-luncurannya," kata Sepang. Pada Sabtu (30/8), jalur sisi Selatan dari putaran gedung Mega Kuningan sampai gedung Rifa Denpasar ditutup untuk lalu lintas, sehingga pada jalur sisi utara akan diberlakukan lalu lintas dua arah. Tapi, pada Minggu, semua jalur dinyatakan tertutup, kecuali untuk undangan. Untuk angkutan umum yang menuju Kampungmelayu dari arah Jalan Jendral Sudirman - KH Mas Mansyur, diimbau melalui Jalan Gatot Subroto. Dari arah sebaliknya yang akan menuju ke Tanahabang diimbau melalui Jalan Setiabudi. (AB/K-10) Last modified: 8/29/97 ___________________________________________________________________________ IAI-NET hosted by UniINTERNET send "unsubscribe iai" in body-text to majordomo@kopyor.ub.net.id for unsub _________________________________________________________________________ Tabloid-Arsitek ub.net.id send "unsubscribe Tabloid-Arsitek" to majordomo@kopyor.ub.net.id to unsub