TUGAS PEMROGRAMAN ARSITEKTUR Ringkasan Bab 7 (Design dan the design Process) dan Bab 8 (Architectural Programming) Dosen : Dr. Ir. Eka S Disusun oleh: Nama : Kukuh T Wicaksono Nim : 052.91.098 Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Trisakti Design and the Design Process Pendahuluan : Perancangan dalam konteks arsitektur adalah suatu kegiatan mengusulkan keadan yang ada dirubah menjadi sesuatu yang lebih baik. Deskripsi proses perancangan yang berlangsung dari keadaan sebenarnya menuju keadaan masa depan yang dibayangkan tidak sepenuhnya menjelaskan semua kegiatan selama proses perancangan tersebut berlangsung. Isi : Perancangan dapat dilihatsebagai 3 proses bagian yang terdiri dari keadaan mula (initial state) , metode atau proses transofrmasi (method or process of transformation) dan suatu bayangan masa depan yang diinginkan (imagined future state) . J.C Jones mengidentifikasikan pengkajian proses perancangan sebagai suatu pencarian bagi metode- metode yang dapat memperbaiki kualitas rancangan. Sebagian besar dari urut-urutan kegiatan ini telah dilakukan di Inggris, Skotlandia,Australia, Cekoslowakia, Polandia dan Amerika Serikat. Metode Rasional di Amerika Serikat dapat dinyatakan berasal dari Christopher Alexander. Dalam Karyanya Notes on the Synthesis of Form (1964) memiliki dampak penting terhadap sikap fakultas dan para mahasiswa. Kata-kata kunci dalam pandangan Alexander mengenai proses perancangan adalah Atomistis dan cocok (fit). Arsitektur terdiri dari komponen-komponen dasar. Kebutuhan bagi bangunan dapat dikurangi atau dipilah-pilah komponennya. Solusi dapat dibangun atau dikonstruksi kembali dari kombinasi komponen-komponen dasar. Beberapa sekolah memandang perancangan sebagai pusat praktek arsitektur di mana setiap mahasiswa diharapkan menjadi perancang. Beberapa sekolah memandang perancangan sebagai suatu kegiatan pemecahan masalah yang lebih umum. dan menasihatkan mahasiswanya untuk sekaligus memusatkan perhatiannya kepada aneka ragam bidang. Beberapa sekolah masih menganggap rancangan dan metode perancangan hanya sebagai salah satu dari beberapa bidang spesialisasi pengkajian. Perancang harus memiliki pengetahuan tentang luasnya keanekaragaman persoalan-persoalan dan metode-metode. Ketrampilan grafis dalam arsitektur sangat memegang peranan dalam keberhasilan presentasi.Ketrampilan intelektual bagi arsitek merupakan point utama. Para arsitek harus menggunakan penalaran deduktif maupun induktif. Ketrampilan penting lain adalah kiritk diri. Kesimpulan : Menyadari bahwa arsitektur terjadi dalam suatu konteks sosial, lingkungan, perilaku, dan ekonomi yang luas dan bahwa rancangan dan proses perancangan menanggapi konteks itu maka perancangan harus memiliki pengetahuan tentang luasnya keanekaragaman persoalan-persoalan dan metode. Architectural Programming Pendahuluan : Arsitektural Desain meliputi tahap-tahap programming, perencanaan dan rancangan. Pemrograman arsitek berhubungan dengan informasi. Arsitek harus mengetahui bagaimana sang klien, apa kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan sang klien. Kesemua jenis informasi dan data harus dapat dikenali dan dipahami . Isi : Pekerjaan para arsitek dapat dibagi kedalam bidang-bidang yang sangat berbeda. Dalam bagian pertama pekerjaan mereka, yang disebut pemrograman, para arsitek menetapkan hal-hal yang menjadi perhatian klien. Pertama-tama, para arsitek mengatakan, bahwa klien harus memberikan kepada mereka suatu program untuk bangunan. Ini mereka sebut tahap pertama kerja perancangan skematis. Tahap kedua Pengembangan Rancangan. Selama tahap ini mereka dituntun oleh informasi dari rancangan klien dan oleh suatu rancangan skematis yang telah diterima klien. Bila masalah-masalah ini telah dipecahkan, mereka membuat suatu skema terperinci menyeluruh dari bangunan. Setelah disetujui , para arsitek beralih ke tahap dokumen-dokumen konstruksi. Selama waktu ini gambar-ga,bar terperinci dan spesifikasi dikembangkan untuk bangunan. Lalu mereka beralih ke tahap konstruksi. Memulai suatu program biasanya dengan cara melakukan interview dengan klien. Bila arsitek telah mengetahui jenis bangunan tersebut, mereka dapat menggunakan daftar-daftar pertanyaan yang dipersiapkan tentang bangunan. Permulaan programming pada dasarnya mengklasifikasikan informasi yang telah diketahui dan memperlihatkan informasi apa yang tidak terdapat dan menetapkan tugas pengumpulan informasi para arsitek. Mengembangkan program: Bila bangunannya rumit atau tidak terdapat bangunan sebelumnya dengan jenis serupa untuk menuntun pekerjaan, para arsitek akan menggunakan beberapa teknik yang dikembangkan dalam akhir-akhir ini, dengan menggunakan matriks, teknik-teknik pengelompokkan dan teori grafik untuk menentukan antar hubungan ruang. Kesimpulan : Pemrograman Arsitektur berlangsung melalui sejumlah tahap yang jelas berbeda dan menghendaki sejumlah keahlian yang berbeda. Dalam tahap-tahap dini pemrograman, para arsitek harus menggunakan keahlian analitik, logika dan matematika, dan mereka harus menggunakan beberapa teknik pemrograman khusus. Dalam tahap akhir pengembangan program, arsitek harus sanggup menggunakan keahlian menulis dan menyunting diagram, sketsa, gambar dan peta. Akhirnya arsitek harus sanggup menyampaikan presentasi lisan dari program mereka.